DEATH IS THE ONLY ENDING FOR THE VILLAIN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA CHAPTER 4

 CHAPTER 4

Death Is The Only Ending For The Villain - Novel Updates

'Entah ini adalah suatu berkah atau kutukan yang dianugerahkan Tuhan padaku...'

Yang jelas aku berhasil kabur dari rumah sialan itu.

Aku diterima di salah satu universitas ternama dunia.

Aku bisa dengan tenang tinggal di tempatku yang sekarang meski sempit dan kotor.

Setelah berhasil kabur dari dua orang bajingan itu, aku sekarang bisa fokus meraih masa depanku.

Dan hidup si Penelope ini pun juga tidaklah lebih baik dari hidupku yang dulu, bahkan mungkin jauh lebih buruk.

Andai saja aku menjadi karakter utama dari mode normal, maka hidupku akan jadi jauh lebih baik.

"...Tapi kenapa?"

Kenapa harus aku, yang padahal baru saja bisa kabur dari rumah yang seperti neraka itu.

"Kenapaaa?"

Daaar-!

Aku berteriak sambil membanting wastafel di depanku. Wajah cantik gadis yang terpancar di kaca ini menunjukkan ekspresi yang menakutkan.

Ekspresinya nampak sangat murka, membuatnya cocok sekali untuk jadi seorang penjahat di gim.

"Hah..."

Aku menghela nafas dalam-dalam lalu menyingkap poniku. Lalu terbayanglah muka Penelope dalam benakku.

Penelope Eckart. Seorang penjahat sekaligus karakter utama dalam mode susah.

Penelope sebenarnya hanya seorang rakyat jelata.


[Penelope yang tumbuh besar bersama ibunya harus seringkali berpindah-pindah rumah, dan tanpa disangka-sangka ia membuat sang Duke yang baru saja kehilangan putrinya jadi tertarik padanya.

Saat ibunya yang sakit-sakitan akhirnya meninggal dunia, dia diadopsi oleh keluarga Eckart.]


Hanya ada satu hal yang membuat Penelope diadopsi oleh keluarga Eckart.

Hal itu adalah karena ia memiliki wajah yang mirip dengan putri sang Duke yang hilang.

Rambut merah muda yang diwarisi dari sang Duchess, dan mata berwarna biru terang yang merepresentasikan keluarga Eckart.

Lalu aku pun kepikiran tentang putra kedua si Duke.

Rambutnya juga berwarna merah muda.

Tapi, rambut yang dimiliki gadis yang nampak di cermin depanku ini lebih mirip separti warna kobaran api dibandingkan merah muda.

Dan mata biru kehijaunnya juga berbeda dari mata biru terang dari Keluarga Eckart.

"Harusnya dia terus saja berusaha mencari putrinya itu, kenapa dia malah mengadopsi anak yang tak jelas asal usulnya?"

Dan begitu Penelope tumbuh dewasa, sosoknya jadi jauh semakin berbeda dibanding putrinya Duke yang hilang. Dan karenanya si Duke tak tertarik lagi dan tidak pernah ingin melihatnya lagi.

Sudah jatuh tertimpa tangga, Penelope yang sudah kehilangan perhatian si Duke malah harus menerima perlakuan buruk dari kedua saudara tiri dan para pekerja mansion.

"Hidupnya sangat mirip dengan hidupku, aku jadi simpati padanya..."

Perlakuan yang diterima Penelopa sama buruknya seperti perlakuan yang kuterima dari keluargaku.

Aku tidak begitu menyadarinya saat dulu memainkannya di HP-ku.

Aku tiba-tiba jadi merasa lesu.

'Lady palsu.'

Semua pekerja di mansion memanggil Penelope si palsu.

Penelope sendiri sebenarnya memiliki wajah yang sangat cantik, tapi meski begitu, dia hanyalah pengganti yang bahkan tidak mirip sama sekali dengan putri Duke yang hilang.

Mungkin nasibnya akan jadi sedikit berbeda jika ia berperilaku baik dan imut kepada para penghuni mansion, tapi perilakunya yang buruk membuat nasibnya jadi semakin mengenaskan.

Kembali lagi ke awal cerita, disitu dijelaskan bahwa 'Dia selalu saja waspada pada siapapun seperti seorang mangsa yang diburu predator, dia selalu saja menimbulkan masalah dimanapun dan kapapun ia pergi.'

'Kenapa ya pilihan kalimat di gimnya selalu saja hal-hal yang akan memicu terjadinya keributan.'

Aku menganggukkan kepalaku, karena baru menyadari bahwa pilihan-pilihan itu sangatlah gila. (TLN: maksudnya pilihan-pilihan saat ada adegan, seperti di chapter sebelumnya saat penelope dipaksa makan sup busuk dan roti berjamur.)

Penelope sebenarnya adalah seorang penjahat yang selalu bersikap tegar.

Tidak seperti karakter utama dari mode normal yang sangat naif, Penelope adalah seorang yang cerdas dan rasional.

Aku mengerti kenapa Penelope bersikap seperti itu.

Dalam beberapa hari ini saja. Tidak, dalam beberapa jam ini saja aku sudah merasakan betapa buruknya perlakuan yang diterimanya, tapi meski hanya beberapa jam saja sudah cukup bagiku untuk mengerti Penelope.

'Meski dia dipanggil si palsu.'

Bisa-bisanya mereka membangunkannya dengan cara menusukkan jarum di tangannya? Bagaimanapun juga, si Duke sendirilah yang telah membawanya kemari.

Bahkan sesama pelayan saja tidak akan saling membangunkan seperti itu.

Penelope berumur 12 tahun saat dia adopsi oleh keluarga Duke.

Dan sejak saat itu pulalah dia diperlakukan dengan semena-mena...

Tidak banyak yang bisa diperbuat seorang gadis kecil pada orang dewasa yang tidak mau sedikitpun mendengarkan perkataannya sekeras apapun ia berteriak.

"Apakah berarti memang sejak awal ia sudah ditakdirkan menjadi seorang penjahat?"

Tapi itu tetap tidak merubah fakta bahwa dia sudah diperlakukan semena-mena sejak ia baru diadopsi sampai dengan sekarang ini.

Tak ada satupun karakter yang merasa kasihan padanya, dan meski begitu dia akan mati dengan cara yang sangat mengenaskan.

"Aku merasa kasihan padanya."

Aku membelai pipi Penelope yang lembut dan rapuh ini.

Sesosok gadis dengan rambut merah muda terang nampak terlihat sedih dari pancaran cermin.

Tapi aku segera membuang rasa kasihan itu.

"Harusnya akulah sekarang yang dikasihani."

Bukan waktunya memikirkan hal lain.

Sekarang aku adalah Penelope.

Yang berarti aku bisa mati kapan saja di tangan para karakter pria seperti di gim.

Mengingat hal itu membuat buluk kudukku berdiri.

Penerjemah: Liustar Brown


Posting Komentar

0 Komentar